Suara Purwokerto - Resensi Buku
Menikmati Kopi dalam Ruang Literasi
Judul Buku:
Literasi Kopi Nusantara
Penulis :
Andjarwati Noorjanah, Enjang Hidayat, Hamzah Durisa, M. Miftahul Madya, Muhammad Arief Albani, Siti Maroah, Sofian Munawar, Wildan Alami, Yosinta Pangestuti, Zulkarnain
Editor:
Sofian Munawar
Penerbit :
Yayasan Ruang Baca Komunitas
ISBN 978-623-99697-2-1
Cetakan Pertama, April 2022
Berbicara tentang kopi mengingatkan saya kepada pengalaman beberapa tahun yang telah lalu dimulai saat bertugas ke Aceh, Lampung, Jawa Barat bahkan sampai ikut mendampingi para pengusaha yang berkecimpung dalam bidang perkopian hingga studi banding ke Negeri Belanda tahun 2006 yang lalu .
Kalimat pembuka di atas adalah penggalan pengantar Prof. Dr. Ir. Roni Kastaman, MSIE (Guru Besar Fakultas Teknologi Industri Pertanian UNPAD Bandung) yang mengantarkan kita menikmati eksotisme kopi dalam Buku Literasi Kopi Nusantara.
Membaca buku Literasi Kopi Nusantara, serasa menikmati kopi dalam rupa literatur yang lengkap. Serasa mencicipi berbagai jenis kopi dari tanah Nusantara [Indonesia] sekaligus memaknai perjalanan panjang kehadirannya serta menikmati berbagai kisah yang lengkap dengan hasil penelitian yang menyertai perjalanan panjang kopi hingga tiba di Nusantara.
Buku ini merupakan hasil kolaborasi beberapa penulis dari berbagai daerah di Nusantara, dengan berbagai kisah yang dihadirkan mewakili latarbelakang masing-masing penulisnya. Kepedulian Yayasan Ruang Baca Komunitas (YRBK) Kota Banjar yang dipandegani bung Sofian Munawar sangat pantas diparesiasi karena mampu menyatukan berbagai khasanah kopi di Nusantara menjadi sebuah literatur yang mudah dibaca dalam satu kumpulan tulisan dan menjadi referensi bagi masyarakat yang membutuhkan tulisan-tulisan seputar kopi.
Racikan kopi dalam ruang literasi yang dihadirkan lengkap dalam buku ini tergambar dengan sangat apik dan menarik. Kisah pengalaman pribadi yang dikisahkan dengan gaya cerita pendek oleh Andjarwati Noorjanah (Sidoarjo, Jawa Timur), yang mengisahkan betapa kopi telah menjadi kesehariannya sejak kecil menjadi pembuka kumpulan tulisan kopi dalam buku ini menjadi sangat menarik. Perjalanan Andjarwati yang sejak kecil berpindah-pindah tempat tinggal menjadikannya mengenal banyak jenis kopi.
Setelah menikmati kisah kopi, kita akan menemukan beberapa ulasan pengantar beberapa jenis kopi terkhusus yang ada di wilayah Jawa Barat. Enjang Hidayat (Garut, Jawa Barat) menghadirkan ulasan jenis-jenis kopi serta beberapa efek positif dan negatif dari kopi yang dapat menjadi referensi penting bagi masyarakat dalam memperkaya pengetahuan seputar kopi. Begitu selanjutnya dilengkapi oleh Enjang dalam akhir tulisannya, menghadirkan tips mengolah kopi menjadi racikan nikmat.
Dari wilayah Indonesia Tengah, hadir Hamzah Durisa (Polewali Mandar, Sulawesi Barat) yang mengupas lebih dalam tentang komoditi kopi Mandar, Sulawesi Barat. Hamzah melengkapi buku ini dengan menghadirkan berbagai jenis kopi dari Mandar beserta beberapa cara pengolahannya dan tradisi-tradisi lokal yang terkait dengan kopi Mandar. Kopi sebagai kearifan lokal daerah Mandar dengan berbagai fungsinya sebagai sarana pergaulan, kegiatan masarakat hingga alat politik juga dihadirkan Hamzah dalam tulisanya di buku ini.
Sekali lagi, buku ini memang dapat menjadi sebuah referensi bagi ilmu pengetahuan. Setidaknya, M. Miftahul Madya (Palembang, Sumatera Selatan) melengkapi buku ini dengan tulisanya terkait penelitiannya di bidang kimia organik yang mendefinisikan secara lengkap tentang beberapa kandungan di dalam kopi. Miftahul Madya bahkan merinci kandungn senyawa serta beberapa efek posisitif dan negatif yang akan dihasilkan kopi dari berbagai jenis dan cara pengolahan.
Dari sisi sejarah perjalanan panjang kopi dari tempat asalnya hingga menyebar ke seluruh dunia termasuk hingga masuk ke Nusantara, dihadirkan dengan alur ringkas oleh Muhammad Arief Albani (Banyumas, Jawa Tengah). Arief menghadirkan library research terkait sejarah kemunculan kopi di dunia pertama kali yang awalnya sebagai kudapan hingga menemukan cara baru dalam penyajiannya berupa minuman yang selanjutnya dikenal hingga sekarang. Begitu selanjutnya, Arief mengidentifikasi penggunaan kopi selanjutnya di masa depan tidak lagi sebagai kudapan dan minuman, namun lebih dari itu akan menjadi sumber energi serta kosmetik.
Siti Maroah (Yogyakarta) sebagai seorang sosiolog, menuliskan kopi dari sudut pandang keilmuannya. Kopi sebagai pembentuk peradaban di masarakat memang sangat terlihat jelas dari masa ke masa dan dari daerah ke daerah yang dilaluinya. Dari sisi sosiologis, kopi mengandung nilai simbolis sebagai bagian dari rutinitas kehidupan masyarakat sehari-hari. Siti menyisipkan sebuah quote bahwa, Kopi bagi orang Melayu, rupanya bukan sekedar air gula, berwarna htam, tapi pelarian dan kegembiraan. Segelas kopi bak dua gelas teguk kisah hidup. Bubuk hitam yang larut disiram air mendidih, pelan-pelan mengungkapkan rahasia nasib .
Belum lengkap mengulas buku ini dari sisi sosialnya, maka Wildan Alami (Bandung, Jawa Barat) melengkapinya dengan menghadirkan sisi spiritual Islam di dalamnya. Wildan dengan sangat santun dan obyektif menghadirkan beberapa ayat dalam Al-Qur an yang dapat dikaitkan dengan kopi sebagai nikmat Tuhan di dunia. Kehadiran nilai spiritual dalam kajian kopi di buku ini menambah nikmat sajian kopi dalam rupa literasi yang terangkum dalam buku ini.
Kisah heroik dari pengalaman pribadi, kajian sejarah serta ilmiah dan kajian spiritual yang dihadirkan dalam buku ini semakin dilengkapi oleh Yosinta Pangestuti (Klaten, Jawa Tengah) yang menghadirkan tinjauan filosofis kopi. Simbol-simbol serta gambaran filosofi kopi yang Yosinta sampaikan berdasarkan penelitian dari sebuah jenis kopi di daerahnya semakin memperkaya referensi kita tentang khasanah kopi Nusantara.
Sejarah kopi yang dilanjutkan dengan lebih spesifik pada salah satu jenis kopi di Sumatera, dituliskan dengan menarik oleh Zulkarnain (palembang, Sumatera Selatan). Zulkarnain menyampaikan ebuah ke-khas an sebuah jenis kopi yang berada di daerahnya.
Pada bagian akhir buku Literasi Kopi Nusantara ini, Sofian Munawar (Kota Banjar, Jawa Barat) seakan seirama dengan para penulis sebelumnya. Sofian merangkumnya denga sangat rapi dari berbagai sudut pembahasan mengenai segala hal tentang kopi. Sejarah, Mitos, Fakta, Penelitian Ilmiah hingga Obsesi seputar kopi tersusun dengan baik di akhir sajian nikmat buku ini. Sofian menutup buku ini dengan sebuah pantun ; Badai hujan di Jakarta, Cari pedati ke tepi kiara. Wahai puan dan tuan tercinta, Mari nikmati kopi Nusantara . (*)
Peresensi:
Apt. Astri Yanuarti Maulita, S.Farm.
Apoteker & Wakil Sekretaris PAC ISNU Banyumas