Selasa, 28 April 2020 pukul 09.51
Baiklah saya berikan "teaser"nya. GKR Hemas, dengan nama remaja Tatiek Dradjat merupakan satu satunya anak perempuan di keluarga tentara di Kebayoran Baru Jakarta - yang dididik keras oleh ayahnya yang tak ragu "main tangan". Termasuk kepada anak perempuan satu satunya ini. Dia enam bersaudara - yang semuanya lelaki.
Sejak SMP, Tatiek Dradjat sudah punya "geng" di Tarakanita - Jakarta, hobinya ngebut, bandel, berpenampilan tomboy, suka bolos dan sampai jadi Ratu di Jogya belum bisa bahasa Jawa.
B R.M. Herjuno Darpito alias Sri Sultan HB X bukan pacar pertama baginya. Sang Pangeran sempat dia tinggal kuliah di Jerman karena masih ragu, namun luluh juga oleh bujukan ibunya agar si Tomboy ini mau menerima lamaran anak Raja Jogya itu.
Kehidupan Kraton Jogya yang mengungkung dengan banyak aturan membuatnya tak betah hingga sempat angkat koper balik ke rumah orangtua di Jakarta. 'Purik'. Tapi belum sempat masuk rumah, ayahnya mengantarkan balik ke bandara. "Kamu sudah bersuami, kamu balik ke rumah suamimu, apa pun yang terjadi, " bentak si bapak.
Lalu ia melahirkan lima anak yang semuanya perempuan. Mewarisi watak bapaknya dia mendidik anaknya dengan keras dan disiplin. Semua anaknya masuk sekolah katolik. Si bontot Reni masih klas III SMP ketika diterbangkan ke Singapura. Melanjutkan sekolah di sana. Penolakan, protes, ngambek si anak tak digubris. Demo, mogok makan, pura pura sakit panas, bahkan pingsan, tak mempan. Pengaduan pada si ayah tak berlaku. Sang Raja pun ikut kata Ibu Ratu.
Kelak semua anaknya menyadari maksud baik ibunya. Mereka bahkan menjuluki sang Mama sebagai "Super Mom"
Tatiek Dradjat yang remaja tomboy memang sudah bertransformasi
Gusti Kanjeng Ratu Kraton Jogya ini punya cara unik untuk menguji nyali semua calon mantunya: adu balap mobil!
BAGIAN yang bikin senyum senyum dari buku ini adalah cara BRM Herjuno yang anak bangsawan Jogya memacari Tatiek, gadis Jakarta yang tomboy. Dalam menyampaikan rasa cintanya kerap menyanyikan tembang Jawa "uyon uyon" pada gadis Kebayoran, warga Jl. Limau, yang tak paham bahasa Jawa itu.
Meski anak Raja, uang saku Herjuno pas pasan membuat si anak raja Jogya ini sempat menjalani hidup sebagai tukang foto keliling.
Cinta Herjuno yang membara membuat dia mau berpayah payah naik kereta api atau bus ke Jakarta di bangku ekonomi.
Mereka kerap nonton di bioskop Megaria - Menteng. Kalau tiketnya mahal dia bilang "filmnya jelek". "Tidak menarik" jadi tidak jadi nonton.
Masa itu, harga tiket bioskop bergantung pada judul dan jenis filmnya. Bangku penontonnya juga terpisah dan berkelas kelas dari Balkon hingga klas III. Ada jeda istirahatnya juga.
PADA akhirnya semua menantu Sri Sultan HB X dan GKR Hemas bukan dari kalangan berdarah biru, bahkan bukan orang Jawa juga. Ada yang dari Lampung dan Jakarta.
Hal itu tak lepas dari Sri Sultan HB X dan GKR Hemas yang menjalani kehidupan yang moderat. Sri Sultan juga hanya memiliki satu isteri, "Garwa Padmi" sekaligus Permaisuri. Tidak ada "Garwa Ampil" atau Selir.
Menurut saya, setelah membaca buku ini dan sekilas menyimak wawancara Sri Sultan HB X di teve - selain trauma pada Ayahanda Sri Sultan HB IX yang banyak isteri/selir juga kualitas persona GKR Hemas sendiri yang paripurna yang membuat HB X tak berpaling ke wanita lain.
Namun di sisi lain - bagian yang tidak ditulis di buku setebal 268 halaman ini - nampaknya itu yang mendorong adik adik Sri Sultan HB X bersemangat mengincar posisi Singgasana Kraton Jogya, lantaran semua anak kakaknya yang lima orang itu perempuan. Tak boleh jadi Raja.
Dan pergolakan serta perebutan tahta singgasana Kraton di DIY itu masih berlangsung, hingga sekarang ini.
Penulis: Dimas Suprianto M
Editor: Andy Ismer
Suara Purwokerto adalah portal berita terpercaya yang menyajikan informasi terkini tentang berbagai topik penting di kawasan Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap. Dapatkan berita terbaru mengenai peristiwa lokal, ekonomi, politik, budaya, hiburan, dan wisata. Kami memberikan informasi yang relevan dan up-to-date setiap harinya, mulai dari berita nasional hingga cerita-cerita inspiratif yang hadir dari masyarakat sekitar.
Sebagai portal berita yang fokus pada perkembangan daerah, kami menghadirkan berita Purwokerto yang mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari wisata yang mempesona di Jawa Tengah, kebijakan pemerintah yang berdampak langsung pada kehidupan warga, hingga berita-berita hiburan yang menghibur. Suara Purwokerto berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya bagi pembaca di seluruh Indonesia.
Selain menyajikan berita-berita lokal, Suara Purwokerto juga menjadi tempat bagi kolom opini, artikel budaya, serta liputan mendalam tentang kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Dengan berita hari ini yang selalu up-to-date, kami memastikan pembaca selalu mendapatkan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari mereka. Ikuti terus perkembangan terbaru dan jadilah bagian dari komunitas pembaca setia kami di Suara Purwokerto.
Copyright ©2025 Suara Purwokerto. All Rights Reserved
Version: 1.24.3-U6lcAOuZkHeVtLy5qfeFh