Kolom

HPN 2025

Sabtu, 8 Februari 2025 pukul 15.42

Pers di Era Digital: Bertahan atau Terpental?

Kehadiran media digital yang telah membuat banyak perusahaan pers gulung tikar sudah tidak terbantahkan. Anggota Serikat Perusahaan Pers pun terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah pembaca media cetak yang merosot drastis juga diyakini karena mereka telah berpaling dari media cetak ke media daring yang dapat diakses secara gratis. Di sisi lain, pers tidak bisa terus menerus mengkambinghitamkan media digital yang telah membuat mereka terpental. Jika ada perusahaan pers yang gagal bertahan, bisa jadi karena mereka terlambat dalam melakukan antisipasi dan adaptasi. 

Neil Postman (1970) telah menggagas sebuah pemikiran yang disebutnya sebagai media ecology. Postman tertarik dengan dengan cara media dan komunikasi mempengaruhi persepsi, pemahaman, dan perasaan manusia. Postman memilih konsep ecology karena berimplikasi pada studi tentang lingkungan termasuk di dalamnya struktur, konten dan impaknya terhadap masyarakat. Jika salah satu pilarnya berubah, maka semuanya akan berubah. Media pun demikian, ketika teknologinya berubah, maka struktur media, konten dan bahkan cara masyarakat berkomunikasi pun akan berubah. Pemikiran Postman yang kemudian dikenal sebagai teori ekologi media ini seharusnya dapat menjadi early warning system bagi perusahaan  maupun insan pers, bahwa mereka tidak dapat mengharapkan para penggunanya tetap setia menjadi publik baca mereka sementara lingkungan medianya sendiri telah berubah. Oleh karena itu, strategi bertahan satu-satunya di tengah perubahan adalah mengikuti perubahan itu sendiri. Pers perlu melakukan beradaptasi dengan lingkungannya.

Setiap kali sebuah teknologi media baru lahir, pertanyaan yang mengemuka adalah apakah media baru tersebut akan serta merta menggantikan media lama? Berbagai penelitian tentang displacement effect ini telah dilakukan dan kesimpulan umumnya adalah media baru akan mengurangi media lama jika dia mampu memberikan layanan yang lebih baik dan lebih efektif dari media yang digantikannya. Oleh karena itu, sesungguhnya masih selalu ada peluang bagi media lama, untuk bertahan. Hal itu sejalan dengan pendapat Blumler & Katz (1974) dalam Uses and Gratification Theory bahwa media akan bersaing dengan media lainnya untuk memuaskan kebutuhan khalayak. Semakin tinggi kepuasan yang diperoleh khalayak maka akan semakin tinggi pula penggunaan media tersebut. Selama pers bisa memberikan layanan yang memuaskan pembaca, maka peluang bertahan akan terus ada.

Penulis: Mite

Editor: Ismer

Berita Terkait

Suara Purwokerto adalah portal berita terpercaya yang menyajikan informasi terkini tentang berbagai topik penting di kawasan Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap. Dapatkan berita terbaru mengenai peristiwa lokal, ekonomi, politik, budaya, hiburan, dan wisata. Kami memberikan informasi yang relevan dan up-to-date setiap harinya, mulai dari berita nasional hingga cerita-cerita inspiratif yang hadir dari masyarakat sekitar.

Sebagai portal berita yang fokus pada perkembangan daerah, kami menghadirkan berita Purwokerto yang mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari wisata yang mempesona di Jawa Tengah, kebijakan pemerintah yang berdampak langsung pada kehidupan warga, hingga berita-berita hiburan yang menghibur. Suara Purwokerto berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya bagi pembaca di seluruh Indonesia.

Selain menyajikan berita-berita lokal, Suara Purwokerto juga menjadi tempat bagi kolom opini, artikel budaya, serta liputan mendalam tentang kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Dengan berita hari ini yang selalu up-to-date, kami memastikan pembaca selalu mendapatkan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari mereka. Ikuti terus perkembangan terbaru dan jadilah bagian dari komunitas pembaca setia kami di Suara Purwokerto.

Copyright ©2025 Suara Purwokerto. All Rights Reserved

Version: 1.24.3-U6lcAOuZkHeVtLy5qfeFh